Handphone Lintas Generasi

 
Illustration by Shannon Lin/The New York Times

Telepon genggam atau Handphone (HP) sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, hingga lintas generasi. Testimoni kami tujukan kepada 4 generasi, Baby Boomer (1946-1964), Gen X (1965-1980), Gen Y/ Millennial (1981-1996), dan Gen Z (1997-2012). Kami akan menceritakan pengalaman dari 4 lintas generasi ini, serta mengulik relasi mereka dengan handphone yang terkadang bukan hanya sebatas alat komunikasi.

Baby Boomer

Ninik merupakan seorang purnawirawan berusia 73 tahun. Sebagai bagian dari Generasi Baby Boomer, Ninik memiliki pengalaman yang cukup berbeda dengan HP dan penggunaannya dibandingkan dengan tiga generasi lainnya. Ninik baru memiliki HP pertama pada tahun 2009 saat dirinya berusia 62 tahun. Saat ditanyakan lebih mendetail, beliau mengaku tidak dapat mengingat secara pasti spesifikasi dari HP tersebut.

“Gak inget tipe berapa. Pokoknya, mereknya itu Nokia.”

Menurut beliau, HP Nokia tersebut hanya ia gunakan untuk kepentingan komunikasi seperti telepon dan juga SMS. Namun, mengingat pada tahun 2009 HP telah mengalami perkembangan fitur seperti layanan browser, foto, video, permainan dan beberapa fitur lainnya, maka dapat diasumsikan bahwa HP Nokia tersebut sebenarnya telah dilengkapi fitur diluar layanan komunikasi yang terbatas, hanya saja Ninik belum menggunakan fitur-fitur tesebut secara maksimal.

Beberapa tahun kemudian, Ninik mengganti HP Nokia lamanya dengan sebuah Blackberry Curve 8520. Blackberry menjadi pilihan Ninik karena maraknya penggunaan fitur chat melalui Blackberry Messenger (BBM) pada saat itu yang hanya dapat diakses secara eksklusif oleh para pengguna Blackberry.

Blackberry Curve 8520
Sumber: Blibli

Selama menggunakan Blackberry, Ninik mengaku memiliki interaksi yang semakin meningkat dengan orang-orang disekitarnya. Peningkatan interaksi tersebut terjadi lantaran banyaknya bentuk-bentuk layanan aplikasi baru yang ditawarkan oleh HP tersebut.

“BBM praktis buat digunain, fitur BB juga lebih beragam gak cuma telpon atau SMS aja. Sekarang jadi bisa akses sosial media kayak Facebook yang tadinya cuma bisa dibuka di komputer.”

Namun, seiring berjalannya waktu semakin banyak aplikasi yang menawarkan fitur serupa dengan BBM yang dapat diakses oleh jenis HP yang beragam, banyak pengguna Blackberry yang mulai beralih ke model HP lain yang lebih up to date, salah satunya Ninik. Pada tahun 2018, Ninik kembali mengganti HP-nya menjadi ASUS ZenFone. Saat menggunakan android ini, Ninik baru mulai mengeksplorasi lebih lanjut lagi keberagaman dari fitur-fitur yang ditawarkan oleh sebuah handphone.

ASUS ZenFone Max (M1)
Sumber: Priceprice

Melalui aplikasi media sosial seperti Instagram, WhatsApp, dan LINE komunikasi dapat dilakukan dengan mudah dan beragam, seperti percakapan personal dan kelompok melalui tulisan, gambar hingga video. Ninik memiliki kebiasaan untuk memantau keadaan teman-teman dan juga keluarganya melalui aplikasi-aplikasi tersebut. Tidak hanya itu, untuk mengisi waktu luangnya, Ninik juga mulai mengikuti sebuah kursus Bahasa Arab secara daring melalui aplikasi WhatsApp. Selain itu, sebagai sebuah hiburan Ninik juga kerap mengisi kesehariannya dengan menonton video-video resep memasak, tilawah dan juga ceramah melalui aplikasi streaming video seperti YouTube. Terkadang, ia juga suka melakukan pencarian lebih lanjut di internet terkait hal-hal yang belum diketahui sebelumnya, seperti informasi tentang obat-obatan, Bahasa Arab, dan informasi lainnya.

Saat pandemi melanda, penggunaan HP menjadi lebih meningkat akibat kebutuhan untuk menghubungi orang-orang terdekat dan juga mencari berita terkini terkait keadaan Covid-19 hingga situasi politik. Terkait kebiasaan untuk mempelajari tentang bahasa dan hiburan melalui streaming, yang menjadi berbeda adalah kini beliau juga sering mengisi waktu luang untuk streaming lagu-lagu lawas di YouTube.

“Kalau butuh hiburan dengerin lagu di YouTube, biasanya lagu lawas Barat atau Indonesia tahun 60-70an”

 Oleh sebab itu, bagi Ninik aspek terpenting dalam penggunaan handphone adalah internet. Menurutnya, internet telah menjadi sebuah keharusan setiap menggunakan HP semenjak ia mengenalnya karena tanpa internet, tidak ada apapun yang dapat dilakukan dengan HP yang ia miliki.

Gen X

Donna, 49 tahun seorang Ibu rumah tangga sekaligus pegawai BUMN dan juga seorang Gen X merasakan pengalaman yang sedikit berbeda, tahun 1997 pertama kali Donna memiliki HP (Handphone). Beliau menyebut nya dengan Nokia “Pisang”.

messageImage_1593003389664
Nokia 8110 (Donna)
Sumber: Sinyalmagz

Istilah pisang tentu dapat dilihat melalui desain yang menyerupai pisang, bentuk nya yang panjang dan sedikit melengkung.

Donna mengatakan bahwa nokia seri 8110 sudah cukup memenuhi kebutuhan komunikasi yang sebatas telfon dan SMS, beliau mengatakan pada jamanya handphone dengan performa dan dukungan teknologi saat itu sudah tergolong canggih. Penggunaan HP pada tahun 1997 belum dikenal secara masif, Donna menyatakan bahwa pada saat itu ketika menggunakan HP di ruang publik beliau merasa segan. Mengindikasi bahwa HP menjadi pelambang status sosial. Penggunaan HP biasanya digunakan selama di rumah.

“HP Nokia itu gunanya cukup buat telepon sama sms aja dan pada jaman nya itu udah canggih banget.” -Donna

Berbeda dengan pengalaman Fenny, 48 tahun Ibu rumah tangga sekaligus pengusaha, berdasarkan wawancara yang saya lakukan beliau bercerita tentang pengalaman pertamakali memiliki HP (Handphone) di tahun 2003. 

Nokia 1100
Nokia 1100 (Fenny)
Sumber: GSM Arena

Pada saat itu Nokia tipe 1100 sudah mencukupi kebutuhan beliau dalam melakukan komunikasi, “Pertama kali punya HP Bunda seneng banget soalnya dulu pake pejer, ga bisa langsung jawab SMS sama telpon” ujarnya. Peralihan Handphone dari pejer yang mengharuskan penggunanya mengunjungi telepon kabel untuk membalasa dan menerima pesan suara menjadikan Handpone saat itu dengan fitur standar untuk telfon dan SMS secara langsung sudah jauh dari kata cukup, ditambah game ular andalan Nokia saat itu sudah sangat memuaskan penggunanya.

“HP untuk Bunda dari dulu sampe sekarang fungsi utamanya cuma untuk kerja.” – Fenny

Menyambung dari cerita Donna tentang pengalaman beliau dengan HP, Donna menyadari perubahan dari fungsi HP.

“Berubah dari yang tadi sangat terbatas (telpon, sms) jadi semakin beragam mulai dari munculnya hp yang bisa dipake buat nonton tv sampe akhirnya bisa internetan. Sempet iseng beli hp merk cina, lupa mereknya apa. Tujuannya cuma buat nonton tv aja di kantor, buat hiburan” -Donna

Berbeda dengan fungsi HP bagi Fenny yang sangat menyokong perkembangan karirnya. Selama karirnya Fenny menggunakan Handphone untuk kepentingan karir, “Kepentingan kerja juga, HP jadi penting untuk komunikasi sama Bos Bunda dulu waktu kerja di Capsugel. Sampe akhirnya Bunda buka usaha sendiri di tahun 2005, ganti HP ke Nokia E63, yang warna merah. Alasanya karena layar lebih besar dan bisa buka internet, terutama email.” 

messageImage_1593003811329
Blackberry Onyx 1 9700 9 (Donna) Sumber:Tokopedia

Tren aplikasi yang disediakan blackberry kepada penggunanya yaitu BBM, menarik minat para pembelinya, dengan situasi transisi media sosial yang mengandalkan internet dengan SMS yang mengandalkan pulsa.

Asus Zenfone 3 Zoom
Asus Zenfone 3 Zoom
(HP Fenny saat ini)
Sumber: Koleksi Penulis

“Sekarang bunda pake android, buat make WA Nonton dan cari informasi media saat ini lebih ngandelin komputer PC sama Tab di HP buat iseng aja sesekali juga ngecek. WA sama email jadi yang utama sekarang, untuk SMS udah jarang, telpon via pulsa masih tapi jarang. ” -Fenny

Pada masa pandemi Covid-19 Fenny mengaku mengandalkan Handphone untuk menyokong perekonomian. Aplikasi toko online semakin aktif difungsikan melalui Handphone.

Penggunaan HP pas pandemi Bunda jadi lebih ngecekin toko online, karena usaha toko fisik yang biasanya dominan terhambat jam operasional. Intensitas nya juga meningkat untuk soal pekerjaan.” -Fenny

Donna memiliki tanggapan berbeda dengan Fenny tentang pengalamanya pada masa pandemi terkait penggunaan HP. Donna mengatakan bahwa penggunaan HP tidak berubah secara signifikan karena masih ada gawai lainya seperti Laptop.

“Laptop bisa dipake buat chatting sama kerjaan jadi penggunaan HP cenderung seperti biasa. Terkadang hp berguna buat sync (Sinkronasi)  data ke laptop sama buat belanja online.” -Donna

messageImage_1593003496664
Samsung Galaxy A7 (HP Donna saat ini)
Sumber: Cellphone Age

Berdasarkan pengalaman dari generasi X mereka Donna dan Fenny memiliki pengalaman yang sama terkait tren merk HP, yaitu Nokia. Walau berbeda tipe dan tahun produksi, nokia menjadi HP pertma para generasi X. Perubahan yang signifikan juga dirasakan seiring dnegan perkembangan teknologi. Peralihan dari fungsi handphone sangat dirasakan oleh generasi X, pengalaman ekstrim dari telepon umum yang mengandal kan pejer hingga Handphone yang bisa menyguhkan tayangan TV.

Pemilihan handphone bagi Fenny tidak harus berdasar merek atau kamera yang kebanyakan orang-orang mengarah kepada dua hal tersebut ketika membeli sebuah handphone, seperti yang Donna lakukan. Handphone telah menjadi benda primer dalam kehidupan Fenny, terlebih untuk melanjutkan karir dan keuangan beliau. Sama seperti Fenny, bagi Donna Handphone telah menjadi benda primer, terutama dalam fungsi komunikasi. Lebih dalam dari itu Handphone berdasarkan penglaman Fenny tidak sebatas alat komunikasi, seiring dengan waktu penggunaan handphone juga didukung dengan aplikasi yang ditawarkan. Sebelumnya tidak pernah terpikir oleh Fenny untuk bisa menikmati video atau menonton dengan satu gengam handphone. Saat ini dengan kemampuan smartphone  akses pengguna semakin luas.

Gen Y (Millenial)

Ferry, 30 tahun, merupakan seorang pegawai swasta yang memiliki beberapa pengalaman dengan handphone. Terhitung sejak pertama kali memiliki handphone hingga kini, Ferry mengatakan bahwa handphone yang paling berkesan dalam hidupnya adalah Nokia N-Gage. Hal ini dikarenakan model atau bentuk dari Nokia N-Gage sangat berbeda dengan model-model handphone lainnya yang pernah ia miliki. Selain itu, Ferry memiliki handphone Nokia N-Gage saat ia berada di bangku sekolah (SMP – SMA), dimana saat itu bermain game melalui handphone sangat digemari. Ferry menyebut Nokia N-Gage sangat asik digunakan untuk memainkan game.

Kayanya nggak ada handphone lain yang bentuknya seunik N-Gage.”

Nokia N-Gage
Sumber: GSM Arena

Sepanjang hidupnya, Ferry juga sempat beberapa kali berganti-ganti handphone. Salah satu alasan utama mengapa ia kerap kali mengganti handphone adalah karena perilakunya yang ceroboh. Ia sempat beberapa kali kehilangan serta merusak handphone-nya, sehingga ia terpaksa harus menggantinya. Ferry mengatakan bahwa handphone yang ia gunakan saat ini (atau akhir-akhir ini) menyesuaikan dengan kebutuhannya saja, terutama untuk pekerjaan.

Samsung Galaxy A70
Sumber: Amazon

Ferry pun merasakan perubahan fungsi handphone dari waktu ke waktu. Sebagai bagian dari generasi Y, Ferry turut mengalami perkembangan teknologi dari handphone yang beredar selama hidupnya. Ia menyebutkan bahwa handphone pertamanya adalah handphone hitam putih yang hanya bisa digunakan untuk melakukan panggilan telepon dan mengirim SMS (Short Message Service). Seiring berkembangnya teknologi, Ferry juga menggunakan handphone untuk bermain game dan mendengarkan radio atau musik.

Perubahan fungsi handphone yang paling ikonik bagi Ferry adalah saat handphone telah memiliki kamera dan tersambung dengan internet, bersamaan dengan berkembangnya berbagai platform media sosial. Tanpa disadari, handphone kemudian menjadi barang yang memiliki ikatan kuat dengan Ferry. Ia bahkan sulit untuk mengingat kapan pertama kali ia tidak bisa lepas dengan handphone-nya. Ferry beranggapan pula bahwa selain memiliki fungsi untuk mengisi ‘leisure time’, handphone juga sangat mempermudah pekerjaan maupun hal-hal pada kehidupan sehari-hari.

Fariz, 25 tahun, yang juga merupakan seorang pegawai swasta menceritakan satu pengalaman uniknya dengan handphone. Fariz tidak terlalu mengingat apa merek handphone pertamanya, namun ia ingat salah satu handphone yang ia dapatkan sebagai hadiah khitan (sunat). Handphone tersebut adalah Nokia Xpressmusic 5130. Fariz mengatakan bahwa sejak dahulu ia sangat suka melihat spesifikasi-spesifikasi dari handphone. Fariz juga ingat bahwa ia sempat berlangganan Tabloid Pulsa, yakni majalah yang berfokus terhadap handphone beserta fitur, spesifikasi, hingga harga.

Nokia Xpressmusic 5130
Sumber: Shopee

Sejak pertama kali melihat handphone tersebut di Tabloid Pulsa, Fariz sudah sangat menginginkannya. Oleh karena itu, saat ia diberikan hadiah Nokia Xpressmusic 5310, handphone tersebut menjadi salah satu barang yang paling berkesan dalam hidupnya. Saat itu, saling bertukar lagu melalui bluetooth merupakan hal yang sangat lumrah. Ia menceritakan pengalamannya saling berbagi lagu dengan teman-teman sebayanya. Memindahkan lagu dari komputer ke handphone juga kerap kali Fariz lakukan di masa lalu.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan fungsi handphone, Fariz kini tidak perlu repot-repot mengirim lagu melalui bluetooth ataupun memindahkannya dari komputer. Saat ini, ada banyak sekali pilihan aplikasi atau layanan streaming musik online yang dapat digunakan. Salah satu yang Fariz kerap gunakan adalah Spotify. Fariz beranggapan bahwa hal ini merupakan salah satu perubahan paling signifikan dari handphone. Begitu pula dengan aplikasi messenger seperti BBM, LINE, WhatsApp serta aplikasi-aplikasi lain seperti YouTube dan Netflix. Fariz berpendapat bahwa aplikasi-aplikasi tersebut merupakan alasan utama mengapa ia (dan mungkin masyarakat lainnya) sangat bergantung terhadap handphone. Berbeda dengan dahulu, kini Fariz merasa bahwa sepertinya ia tidak bisa terlepas dengan handphone-nya. Hampir kemanapun ia membawa handphone.

Samsung Galaxy A50
Sumber: BLANJA

Terutama kalo lagi berangkat atau pulang kerja di Busway dan MRT, HP harus ada buat dengerin lagu.

Sebagai bagian dari Generasi Y atau Millenial, Ferry dan Fariz memiliki beberapa persamaan terkait handphone yang mereka gunakan. Handphone pertama yang keduanya gunakan sama-sama berasal dari merek Nokia. Kemudian, seiring berjalannya waktu, Ferry dan Fariz beberapa kali mengganti handphone mereka dengan deretan merek yang sempat ‘ngetren‘ pada zamannya seperti Blackberry dan iPhone. Keduanya pun juga menekankan bagaimana perubahan fungsi dari handphone begitu terasa saat handphone telah tersambung dengan internet, bersamaan dengan maraknya platform media sosial yang bermunculan. Ferry dan Fariz, sebagai kaum millenial, juga mengakui bahwa pada dasarnya handphone telah menjadi suatu hal yang tidak bisa terlepas dari hidup mereka. Termasuk pada situasi pandemi yang memaksa mereka untuk melakukan karanita mandiri seperti saat ini, intensitas pemakaian handphone mereka kian meningkat.

Gen Z

Berbeda dengan beberapa generasi sebelumnya, Gen Z tidak melewati periode seluler 1G di mana handphone hanya mampu digunakan untuk komunikasi yang sangat terbatas. Hal ini terbukti dari handphone pertama yang dimiliki oleh Fathya, seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama berusia 14 tahun dan juga Anin, seorang mahasiswi tingkat tiga berusia 21 tahun. Handphone pertama yang dimiliki oleh Anin adalah Nokia 6600, sedangkan handphone pertama Fathya adalah Blackberry Curve yang dia dapatkan saat berusia 6 tahun. Kedua jenis telepon tersebut telah memiliki fungsi beragam di luar telepon dan SMS. 

Nokia 6600
Sumber: Priceprice
This image has an empty alt attribute; its file name is 58celluler_blackberry-curve-8520-gemini-putih-smartphone_full01.jpg
Blackberry Curve 8520
Sumber: Blibli

Kesamaan yang dimiliki antara kedua informan yang berasal dari kelompok Gen Z adalah bagaimana mereka terkadang mendapatkan handphone ‘turunan’ dari anggota keluarga lainnya, seperti orang tua mereka. Namun, Anin mengaku bahwa selain melalui turunan dari anggota keluarganya, terdapat momen tertentu di mana handphone akan digunakan oleh orangtuanya sebagai sebuah imbalan akan suatu pencapaian. Memiliki umur yang terpaut lumayan jauh dari Fathya, Anin telah memiliki banyak pengalaman menggunakan berbagai jenis handphone, termasuk Blackberry yang merupakan handphone pertama Fathya. 

Pada masa di mana Anin baru memiliki handphone pertamanya, tidak banyak yang dapat ia lakukan karena belum banyak dari teman-temannya yang juga memiliki handphone, sehingga pada saat itu handphone lebih banyak digunakan untuk bermain game dan menghubungi orangtuanya lewat telepon. Kemudian, saat teman-temannya mulai memiliki handphone, Anin baru mulai sering menggunakan fitur SMS untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Saat ini juga, Anin merasakan perkembangan pada fitur kamera handphone-nya yang menjadi semakin jernih.

Sedikit berbeda dari pengalaman Anin, Fathya mengaku bahwa sejak awal memiliki handphone, dirinya telah menggunakan aplikasi chatting daring yaitu Blackberry Messenger (BBM). Melalui BBM, Fathya sering berinteraksi dengan keluarganya dan juga teman-temannya di sekolah. Namun, karena umurnya yang masih terlalu muda pada saat itu, penggunaan handphone pertamanya hanya terbatas pada kebutuhan chatting tersebut. Pada umur 9 tahun, Fathya kemudian mendapatkan handphone baru berupa android dan pada saat ini lah ia mulai menelaah lebih lanjut terkait fitur-fitur yang terdapat dalam handphone tersebut, seperti mengaktifkan media sosial, bermain game, hingga streaming youtube. Menurut Fathya, handphone-nya pada saat itu lebih mudah untuk digunakan dibandingkan dengan Blackberry lamanya yang ia nilai memiliki fitur yang masih sangat terbatas.

Saat ini, Anin memiliki iPhone 11 sebagai handphone terbarunya, sedangkan Fathya memiliki MOTO E4 Plus.

iphone 11
iPhone 11
Sumber: iBox
5 Keunggulan Motorola Moto E4 Plus, Ponsel dengan Baterai 5.000 ...
MOTO E4 Plus
Sumber: BukaReview

Menurut mereka tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan antara kedua handphone tersebut dengan handphone sebelumnya, hanya saja kini telah banyak berkembang berbagai jenis aplikasi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, seperti aplikasi untuk menyunting foto hingga aplikasi untuk moda transportasi yang kini telah menjadi hal yang lazim digunakan di masyarakat.

Online taxi banner Premium Vector
Illustration by Pentool.Knight

Bagi Fathya, pandemi sangat mengubah frekuensinya dalam menggunakan handphone. Seluruh penggunaan gawai, termasuk handphone, mengalami peningkatan signifikan karena kini semua hal berubah menjadi berbasis daring. Selain itu, pandemi jugamemberikan perubahan terhadap caranya menggunakan fungsi handphone. Sekolah kini dilakukan dengan mengandalkan WhatsApp Group dan juga aplikasi Ruangguru. Selain itu, Fathya juga mengeluhkan kekurangan metode pembelajaran berbasis daring saat ini yang memaksanya untuk mencari tahu secara mandiri terkait materi pelajaran yang ada melalui Google dan juga Youtube.

“Jadi harus nonton YouTube sama browsing sendiri buat penjelasan materi, soalnya guru suka cuma ngasih tugas doang.”

Berbanding terbalik dengan Fathya, frekuensi penggunaan handphone Anin pada masa pandemi justru semakin berkurang, meskipun pada awalnya sempat terjadi peningkatan. Berkurangnya penggunaan handphone tersebut diakui Anin terjadi karena ia telah merasa jenuh. Kini, Anin hanya mengecek handphone-nya sesekali untuk memastikan ia tidak melewatkan pesan-pesan penting, khususnya pesan dari grup kelas sebab kini kelas dilakukan secara daring.

“Sekarang-sekarang ini lebih sering pake laptop buat nonton film series atau drakor.”

Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa setiap generasi memiliki pengalaman yang berbeda-beda terkait handphone dan juga fungsinya. Perkembangan yang terjadi terhadap handphone kini telah menjadi semakin luas, sehingga penggunaan fungsi handphone bagi masing-masing individu menjadi bervariasi, berlandaskan pada latar belakang kebutuhan yang berbeda-beda.

Klik salah satu tombol di atas untuk mengetahui lebih lanjut tentang handphone.

Penulis: Fadiah Sabila F, Fahira A. Nabila, Sonya Kamila F

2 respons untuk ‘Handphone Lintas Generasi

Tinggalkan komentar